Membaca Laut pada Kampung yang Hilang (Karya Sastrawan Riau)


 


Buku Puisi “Membaca Laut Pada Kampung yang Hilang” ditulis sebagai bentuk menyuarakan suara-suara gelisah tentang bumi. Sejumlah 69 puisi, yang dapat kita kelompokkan dalam puisi hijau menjadi alat gerakan budaya untuk penyadaran akan keberlangsungan rumah bumi kita.

Bumi dengan segala perniknya menjadi ide untuk menggerakkan imajinasi dan bait-bait dalam medium yang bernama puisi. Puisi hasil perjalanan dan perenungan ditulis sejak tahun 2010 hingga 2023. Serimbun puisi hijau ini bicara tentang laut, sungai, gunung, hutan, udara, flora, fauna, dan elemen bumi lainnya.

Buku ini setidak memberikan kontribusi bagi perkembangan literasi yang berkeadaban. Cara kecil lewat gerakan budaya dalam membangun kesadaran akan menjaga bumi, rumah kita satu-satunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar